SEMBAHYANG MENYATUKAN KEKUATAN TRI BUANA
Darma Wacana Pura Eka Wira Anantha.
April 2009.
Dalam menyikapi Filosofi tentang ketatwaan sedikit ada perbedaan konsep antara versi Barat dan Versi timur, Filsafat Barat Klasik memandang bahwa manusia hidup tidap lepas dari menghadapi alam smesta. Sehingga dalam konsept nya ini bahwa alam semesta harus ditundukan oleh Manusia, karena mereka beranggapan bahwa manusia bukan merupakan bagian dari alam, sehingga manusia harus mempunyai kemampuan untuk menaklukan alam.
Sedangkan filsafat Timur Khususnya yg sangat banyak dipengaruhi oleh perkembangan agama Hindu & Budha, memandang bahwa Manusia hidup bersama sama dengan alam semesta, sehingga alam semesta ini disebut dengan Buana Agung dan Manusia adalah merupakan Buana Alit, apa yang ada di Buana Agung, adapula didalam buana alit sendiri.
Ajaran Tatwa dari agama Hindu mengajarkan agar setiap manusia harus berusaha untuk mengharmoniskan hidupnya dgn gerak dinamis dari alam tempatnya hidup, dan mengembangkan kehidupannya ditempat mereka berada ( Dimana dia berpijak disitulah langit dijunjung ).
Sembahyang sendiri pada hakekatnya adalah untuk mengharmoniskan potensi diri, shg darisitulah manusia mendapatkan suatu kekuatan, untuk merealisasikan kesucian Sang Hyang Atma dalam kehidupanya sehari hari.